Kata
Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya yang dilimpahkan kepada saya sehingga
makalah tentang Komposisi Cairan Infus ini
dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun sebagai
penyempurna tugas pada mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II. Makalah ini disusun juga sebagai bahan acuan dan tambahan
pengetahuan kita tentang Komposisi Cairan Infus, sehingga kita dapat mengetahui
betapa pentingnya cairan infus untuk tubuh.
Terima kasih saya sampaikan kepada
Dosen Pembimbing, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menularkan
pengetahuan saya kepada para pembaca.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa
makalah tentang Komposisi Cairan Infus ini masih jauh dari sempurna. Karena itu,
kritik dan saran dari berbagai pihak baik itu ibu Dosen Pembimbing kami maupun
para pembaca sangat diharapkan demi lengkapnya makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi pembaca.
Terima
kasih.
Penyusun,
Daftar Isi
Halaman
Judul..............................................................................................i
Kata
Pengantar.............................................................................................ii
Daftar
Isi.....................................................................................................iii
BAB
I :
Pendahuluan.........................................................................1
1. Latar
Belakang...............................................................1
2.
Tujuan...........................................................................1
3. Manfaat.........................................................................1
BAB
II : Pembahasan.........................................................................2
1.
Pengertian.....................................................................2
2.
Tujuan Komposisi cairan infus........................................2
3.
Berbagai regimen infus...................................................2
4.
Jenis-jenis cairan infus....................................................4
BAB
III :
Penutup..............................................................................10
1. Kritik...........................................................................10
2. Saran...........................................................................10
Daftar
Pustaka.............................................................................................11
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemberian cairan melalui infus merupakan
tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang dilakukan pada pasien dengan
bantuan perangkat infus. Tindakan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan
dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makanan. Infus
merupakan tindakan yang dilakukan pasien dengan cara memasukan cairan melalui
intra vena dengan bantuan infus set, dengan tujuan memenuhi kebutuhan cairan
dan elektrolit, sebagai tindakan pengobatan dan pemberian nutrisi parenteral.
Sesuatu yang masuk ke dalam tubuh,
memiliki kandungan atau komposisi yang harus sesuai tubuh manusia. Pemberian
ini tidak boleh salah, karena bisa berakibat fatal. Misalnya saja flebitis.
Flebitis adalah radang dinding vena. Oleh sebab itu, kita sebagai perawat
terlebih dahulu harus bisa memahami komposisi dari tiap- tiap infus. Dengan
adanya kita mengenali, maka kecelakaan terhadap perawat kepada pasien. Hal
inilah akan dibahas secara menyeluruh.
1.2 Tujuan
Untuk menjelaskan
tentang komposisi cairan infus kepada semua tenaga medis, terutama perawat agar
lebih mengenal secara mendalam tentang komposisinya.
1.3 Manfaat
·
mengetahui pengertian komposisi dan
infus
·
mengetahui tujuan komposisi cairan infus
·
mengetahui berbagai regimen
·
mengetahui jenis- jenis cairan infus
BAB
2
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan
memasukkan cairan melalui intravena yang dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat
infus.
2.
Tujuan
Komposisi Cairan Infus
Tindakan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makanan.
3.
Berbagai
Regimen Infus
Pada pasien trauma akibat kecelakaan lalu lintas atau karena sebab lainnya,
kita sering menjumpai keadaan syok hipovolemik alias suatu kondisi dimana
terjadi kehilangan cairan darah dengan cepat dalam jumlah yang cukup banyak
sehingga komponen darah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke organ
organ tidak lagi adekuat, menyebabkan gangguan perfusi pada jaringan dan
berkontribusi terhadap metabolisme anaerob dan akumulasi asam
laktat.
Namun, maha besar Allah selalu ada upaya homeostasis untuk melindungi
terlebih dahulu organ yang dianggap penting yaitu otak dan jantung, dengan cara
vasokonstriksi dan mengorbankan perfusi di ginjal, otot, usus, dan kulit.
Kasus kematian pada syok hemoragik disebabkan sebagai hasil dari pola
perfusi dan hipoksia jaringan yang progresif juga karena asidosis. Berbagai
regimen yang kita kenal untuk penanganan resusitasi cairan yaitu diantaranya
adalah koloid, kristaloid, whole blood dan komponen-komponen darah.
a. Cairan Kristaloid
Larutan kristaloid adalah larutan air dengan elektrolit dan atau dextrosa,
yang tidak mengandung molekul besar. Dalam waktu yang singkat, kristaloid
sebagian besar akan keluar dari intravaskular . Sehingga volume yang diberikan
harus lebih banyak ( 3:1 dengan volume darah yang hilang). Ekspansi cairan dari
ruang intravaskuler ke interstitial berlangsung selama 30-60 menit, dan akan
keluar sebagai urin dalam 24-48 jam. Secara garis besar kristaloid bertujuan
untuk meningkatkan volume ekstrasel, tanpa peningkatan volume intra sel. Meskipun
banyak jenis cairan kristaloid yang tersedia, namun NaCl 0,9% dan Ringer laktat
adalah pilihan pertama yang paling masuk akal.
·
NaCl 0,9%
Keuntungannya yaitu murah dan mudah didapat, cairan infus ini juga
kompatibel untuk dicampurkan dengan produk-produk darah dan merupakan pilihan
yang terbaik untuk resusitasi volume.
Kekurangannya. NaCl 0,9% dapat berkontribusi menyebabkan asidosis
hipercloremik ketika resusitasi cairan jumlah besar diperlukan. (untuk
menggantikan setiap liter volume darah, maka kita membutuhkan sekitar 3
liter Nacl 0,9% ) jadi perbandingan cairan ini dengan volume darah yang hilang
adalah 3 : 1.
·
Ringer Laktat
Keuntungannya: murah dan mudah didapat, memiliki komposisi isotonis yang
lebih fisiologis dengan cairan tubuh, menghasilkan pergantian elemen kalsium
dan pottasium, ion sodium dan chlor yang dihasilkan juga lebih
fisiologis.
Kekurangannya: Relatif tidak kompatibel terhadap produk-produk darah,
kandungan Ca pada Ringer laktat dapat mengaktifasi cascade koagulasi pada
produk-produk darah, serta kandungan laktat dalam infus ringer laktat ini juga
dapat memperburuk koreksi terhadap metabolik asidosis yang sedang berlangsung.
·
Dextrose atau glukosa
Tidak di indikasikan untuk pasien trauma karena memilki potensi bahaya.
Stress sebagai respon yang dipicu oleh trauma mayor atau pembedahan
sering menyebabkan kadar gula darah meningkat. Pemberian dextrose secara cepat
dalam jumlah banyak selama resusitasi dapat menyebabkan diuresis osmotik dan
menjadi faktor perancu terhadap defisit intravaskular. Penggunaan dextrose
dapat menyebabkan hiperglikemi pada pasien trauma. Namun glukosa dapat
digunakan sebagai cairan maintainance selama fase post resusitasi.
b. Cairan Koloid
Penggunaan cairan koloid intra vena pada penanganan trauma masih
kontroversi. Pada jaman perang dulu, koloid yang digunakan hanyalah
albumin dan plasma. Namun sekarang, dikenal Dextran , haemacel, albumin, plasma
dan darah. Koloid mengandung molekul-molekul besar berfungsi seperti albumin
dalam plasma, tinggal dalam intravaskular cukup lama (waktu paruh koloid
intravaskuler 3-6 jam), sehingga volume yang diberikan sama dengan volume
darah. Kekurangan dari koloid yaitu mahal.
Koloid mempunyai kelebihan yaitu dapat menggantikan dengan cepat dan dengan
volume cairan yang lebih sedikit,ekspansi volume plasma lebih panjang, dan
resiko edema pheripheral kecil. Secara umum koloid dipergunakan untuk :
Ø Resusitasi
cairan pada penderita dengan defisit cairan berat (syok hemoragik) sebelum
transfusi tersedia
Ø Resusitasi
cairan pada hipoalbuminemia berat, misalnya pada luka bakar.
4.
Jenis-
Jenis Cairan Infus
ASERING
Indikasi:
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
Komposisi:
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
Komposisi:
Setiap liter
asering mengandung:
·
Na 130 mEq
·
K 4 mEq
·
Cl 109 mEq
·
Ca 3 mEq
·
Asetat
(garam) 28 mEq
Keunggulan:
·
Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat
ditolelir pada pasien yang mengalami
gangguan hati
·
Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi
asidosis laktat lebih baik
dibanding RL pada neonatus
·
Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh
sentral pada anestesi
dengan isofluran
·
Mempunyai efek vasodilator
·
Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak
10 ml pada 1000 ml RA,
dapat meningkatkan tonisitas larutan infus
sehingga memperkecil risiko memperburuk
edema serebral.
KA-EN 1B
Indikasi:
Indikasi:
·
Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien
belum diketahui, misal pada kasus
emergensi (dehidrasi karena asupan
oral tidak memadai, demam)
·
< 24 jam pasca operasi
·
Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara
IV. Kecepatan sebaiknya
300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100
ml/jam pada anak-anak
·
Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak
diberikan lebih dari 100 ml/jam
KA-EN 3A & KA-EN 3B
Indikasi:
Indikasi:
·
Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan
harian air dan elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk
mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas
·
Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
·
Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A
·
Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B
KA-EN MG3
Indikasi :
·
Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan
harian air dan elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi
harian, pada keadaan asupan oral terbatas
·
Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
·
Mensuplai kalium 20 mEq/L
·
Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400
kcal/L
KA-EN 4A
Indikasi :
Indikasi :
·
Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak
·
Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada
pasien dengan berbagai
kadar konsentrasi kalium serum
normal
·
Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi (per 1000 ml):
·
Na 30 mEq/L
·
K 0 mEq/L
·
Cl 20 mEq/L
·
Laktat 10 mEq/L
·
Glukosa 40 gr/L
KA-EN 4B
Indikasi:
·
Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak
usia kurang 3 tahun
·
Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga
meminimalkan risiko hipokalemia
·
Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi:
·
Na 30 mEq/L
·
K 8 mEq/L
·
Cl 28 mEq/L
·
Laktat 10
mEq/L
·
Glukosa 37,5
gr/L
·
Untuk resusitasi
·
Kehilangan Na > Cl, misal diare
·
Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium
(asidosis diabetikum, insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)
(asidosis diabetikum, insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)
Otsu-RL
Indikasi:
·
Resusitasi
·
Suplai ion bikarbonat
·
Asidosis metabolik
MARTOS-10
Indikasi:
Indikasi:
·
Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada
penderita diabetik
·
Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen
seperti tumor, infeksi berat, stres
berat dan defisiensi protein
·
Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam
·
Mengandung 400 kcal/L
AMIPAREN
Indikasi:
·
Stres metabolik berat
·
Luka bakar
·
Infeksi berat
·
Kwasiokor
·
Pasca operasi
·
Total Parenteral Nutrition
·
Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit
·
Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI
·
Penderita GI yang dipuasakan
·
Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar,
trauma dan pasca operasi)
·
Stres metabolik sedang
·
Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)
PAN-AMIN G
Indikasi:
·
Suplai asam
amino pada hiponatremia dan stres metabolik
ringan
·
Nitrisi dini
pasca operasi
·
Tifoid
BAB 3
PENUTUP
Kritik
Banyak pengetahuan tentang komposisi
cairan infus di berbagai tempat, seperti hal nya buku keperawatan, namun masih
saja para perawat melakukan kesalahan untuk memasukan ke dalam tubuh. Masalah
seperti itu sangat fatal sekali
Saran
Mencari dan
mempraktekkan pengetahuan yang banyak, terutama komposisi cairan infus. Dengan
kita mengetahui semua, maka akibat kecelakaan di semua tempat terutama rumah
sakit tidak terulang lagi. Dan pasien menjadi lebih baik dalam penanganan
kepada perawat. Dengan adanya makalah ini, saya harapkan para perawat menjadi
paham dan mengerti
Apakah salah satu dari jenis air infuse tersebut boleh di kosumsi secara oral??
BalasHapus